Gunungkidul, Yogyakarta memiliki beragam budaya yang menarik untuk dikulik. Salah satunya adalah kesenian Srandul di Gunungkidul.

Srandul merupakan salah satu kesenian yang melekat dengan budaya masyarakat Gunungkidul. Namun, kelestarian dari budaya ini masih kita pertanyakan.

Pasalnya, bila kita membahas kesenian yang hampir hilang, Srandul menjadi salah satunya. Alasannya adalah sedikitnya penerus, keterbatasan kreativitas, sarana dan prasarana yang kurang mendukung, hingga pergeseran minat masyarakat terhadap budaya lain.

Kesenian Srandul di Gunungkidul

twitter. com

Kesenian Srandul di Gunungkidul yang Mulai Hilang

Srandul, menjadi salah satu kesenian yang menunjukkan bentuk drama tari. Sebenarnya, kesenian Srandul ini berasal dari Kabupaten Bantul.

Namun, siapa pencipta kesenian Srandul ini masih belum diketahui secara pasti. Meskipun demikian, kesenian ini sudah diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.

Arti nama Srandul sendiri, masih menjadi pertanyaan, bahkan orang-orang yang mengetahui kesenian ini pun masih menanyakan pertanyaan yang sama. Ada yang mengatakan, jika Srandul berasal dari kata “pating srendul”, memiliki arti “campur aduk”.

Kemudian hal ini diartikan sebagai campuran berbagai macam cerita yang sering dibawakan saat pentas Srandul digelar. Sebenarnya, masing-masing daerah mementaskan kesenian ini dengan cerita dan cara yang berbeda-beda. Hal ini akan menyesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing tempat dimana kesenian tersebut digelar.

Mengenal Lebih Dekat Kesenian Srandul di Gunungkidul

Pada daerah-daerah tertentu, kesenian ini dimainkan tidak terbatas hanya pada satu judul maupun tokoh tertentu saja. Bahkan, ada pula suatu daerah yang membuat cerita Srandul dengan mengedepankan nilai agama Islam.

Namun, di daerah lain, kesenian Srandul ini hanya dipentaskan dengan memainkan satu tokoh sajak yakni Dadung Awuk. Tak heran jika kesenian ini serupa dengan kesenian Dadung Awuk.

Sebagai salah satu kesenian yang hampir hilang, banyak orang yang tidak mengetahui kesenian ini. Terutama generasi muda zaman sekarang, bila mereka menghadapi pertanyaan tentang kesenian ini, sebagian besar memberikan tanggapan ketidak tahuan.

Untungnya, pada tahun 2014 lalu, kesenian-kesenian tradisional mulai diangkat kembali oleh masyarakat setempat. Kesenian tersebut, antara lain seperti, Jathilan, Kethoprak, Thokil, dan tak lain adalah Srandul itu sendiri. Sehingga dapat menjadi ikon pariwisata maupun budaya yang mampu menumbuhkan dan mengangkat nilai daerah tersebut.

Upaya Pelestarian Kesenian Srandul di Gunungkidul

Upaya yang dilakukan untuk melestarikan kesenian ini adalah dengan mementaskannya. Sebagai salah satu contoh, pementasan yang di gelar di dusun Karang Wetan, Desa Gedangrejo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Bertepatan dengan wafatnya Ki Ageng Noto Kusumo di petilasan makam, kesenian ini digelar.

Kesenian Srandul di Gunungkidul memang layak untuk kita lestarikan. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah setempat atau tokoh-tokoh masyarakat saja. Melainkan kita semua memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya ini.