Budidaya jamur tiram kini mulai dijadikan pilihan untuk menambah penghasilan. Tak jarang, budidaya yang satu ini dijadikan sebagai penghasilan utama dalam rumah tangga.

Pada dasarnya, budidaya ini memang mudah dilakukan oleh pemula. Selain ramah pemula, kemudahan dalam menjual hasil budidaya juga menjadi faktor utama dari usaha ini.

Budidaya Jamur Tiram

Ilustrasi Budidaya Jamur Tiram, Foto: gramedia. com

Cara Budidaya Jamur Tiram

Seperti yang sudah diketahui, jamur kini banyak diburu masyarakat untuk dijadikan kudapan. Selain teksturnya yang nikmat, kandungan nutrisi juga membuat jamur cepat terjual di pasaran. Berikut adalah cara dan panduan budidaya tiram yang bisa Anda ikuti.

Persiapan Bibit

Sebelum mulainya, bibit jamur tiram adalah bahan pertama yang perlu Anda siapkan. Sama halnya dalam budidaya lainnya, bibit yang baik akan menunjang keberhasilan dari kegiatan budidaya.

Beberapa ciri bibit jamur tiram yang bagus antara lain yakni, warnanya cerah dan tidak ada cacat. Agar mendapatkan bibit terbaik, Anda bisa membeli bibit tersebut langsung dari petani yang memang sudah berpengalaman. Selain mendapatkan bibit yang bagus, Anda juga bisa bertukar ilmu tentang cara budidaya tiram.

Persiapan Kumbung atau Rumah Jamur Tiram

Sama seperti manusia, jamur tiram juga merupakan makhluk hidup yang membutuhkan tempat tinggal yang layak. Bangunan yang digunakan biasa disebut dengan Kumbung.

Kumbung berbentuk seperti rumah sederhana yang berisikan rak-rak tempat dari budidaya jamur tiram. Dalam setiap rak-rak tersebut, nantinya akan diletakan baglog yang menjadi tempat jamur tiram tumbuh.

Dinding dari Kumbung biasanya terbuat dari kayu atau bambu. Sedangkan atapnya bisa menggunakan genteng dan alasnya berupa tanah.

Kumbung yang baik adalah Kumbung dengan kelembaban dan suhu yang stabil. Suhu dan kelembaban berperan penting dalam pertumbuhan jamur tiram.

Persiapan Baglog

Baglog adalah media yang digunakan untuk menanam jamur tiram. Jika diibaratkan, baglog bisa dibilang sebagai pot pada tanaman bunga atau tanaman hias.

Karena jamur tiram biasanya tumbuh di kayu, maka baglog dibuat dari serutan kayu. Serutan kayu ini kemudian dibungkus dalam sebuah wadah plastik yang pada ujungnya diberi lubang untuk tempat bibit.

Tidak perlu repot-repot membuatnya, baglog kini sudah banyak diperjual belikan di pasaran. Hal ini jelas mempermudah Anda yang pemula untuk memulai budidaya jamur tiram.

Perawatan Baglog dan Jamur Tiram

Setelah ketiga tahapan tadi sudah dilakukan, selanjutnya adalah perawatan. Seperti halnya tanaman, jamur tiram juga perlu mendapatkan pasokan air dari proses penyiraman.

Meski begitu, Anda tidak boleh menyiram air terlalu banyak pada jamur tiram. Oleh karena itu, Anda bisa mengurangi pemberian air terlalu banyak dengan memposisikan baglog secara vertikal.

Metode penyiraman air pada jamur tiram juga berbeda dengan tanaman. Pasalnya, Anda perlu menggunakan alat bantu sprayer yang bisa dibeli di toko pertanian.

Lakukan penyiraman 2 sampai 3 kali sehari dengan mengatur sprayer dalam posisi pengabutan bukan tetes-tetes air. Selain itu, perawatan lainnya dalam budidaya jamur tiram adalah membuat suhu kumbung tetap berada di angka 16 sampai 24 derajat Celcius.

Panen Jamur Tiram

Jamur tiram biasanya dapat dipanen dalam kurun waktu 1 sampai 2 pekan pasca penanaman. Jika proses sebelumnya sempurna, Anda bisa memanen 5 sampai 8 kali untuk satu baglognya.

Setelah panen ke 5 atau ke 8, Anda harus mengganti baglog agar menghasilkan jamur tiram yang lebih baik. Satu baglog yang mempunyai berat 1 Kg biasanya akan menghasilkan sekitar 700 gram jamur tiram.

Untuk diketahui, panen pada budidaya jamur tiram dilakukan saat jamur sudah mengembang dan meruncing. Salah satu pertanda panen lainnya adalah melihat warna dari jamur itu sendiri. Biasanya, jamur siap panen bakal berwarna putih cerah. Jika Anda melihat jamur tiram yang berwarna agak kuning, berarti Anda terlambat memanen jamur tersebut.