Tradisi Rasulan Gunungkidul merupakan salah satu kebudayaan yang sudah ada sejak zaman dahulu. Rasulan memiliki nama lain sebagai bersih desa. Sebuah pesta rakyat yang identik dengan kirab budaya hingga makanan gratis.

Hal tersebut mengundang para wisatawan dari berbagai daerah. Termasuk salah satu kearifan lokal yang terus dilestarikan. Masyarakatnya pun sangat antusias untuk menyambut rasul di Gunungkidul.

Tradisi Rasulan Gunungkidul, Adat yang Selalu Dilakukan Setiap Tahunnya

pexels .com

Apa itu Tradisi Rasulan Gunungkidul?

Ya, tradisi rasulan atau bersih desa merupakan kegiatan yang sangat positif. Diadakan sebagai bentuk perwujudan rasa syukur setelah masa panen tiba. Rasulan juga bisa dilaksanakan jauh sesudah masa panen atau malam sebelum panen selesai.

Hal ini merupakan pengaruh dari musim yang tidak menentu. Biasanya masyarakat melakukan adat ini sesuai dengan perhitungan Jawa untuk menemukan hari baik. Nah, menurut perhitungan ini waktu Rasulan bisa berubah maju atau mundur.

Menariknya untuk setiap wilayah di Gunungkidul memiliki waktu Rasulan yang berbeda-beda. Semua tergantung dengan lokasi tempat tinggal.

Menurut cerita yang ada, Gunungkidul adalah kawasan yang sulit mendapatkan air bersih. Tak heran ketika hujan turun, masyarakatnya sangat senang karena bisa mengairi sawah dan ladang. Sehingga mereka menyambut hujan dengan baik agar bisa menanam tumbuhan palawija terutama padi.

Tata Cara Rasulan

Perlu diketahui bahwa tradisi Rasulan Gunungkidul diawali dengan kenduri. Saat melaksanakan kenduri semua masyarakat setempat harus membuat beberapa olahan masakan yang biasa disajikan. Mereka membuat jangan lombok, memotong ayam jantan, dan masih banyak lagi.

Nantinya makanan tersebut akan disajikan sebagai kenduri. Tidak lupa pemimpin adat akan memimpin kenduri atau doa bersama. Kenduri dilakukan sebelum adanya Kirab budaya.

Apa itu Kirab Budaya?

Mungkin masih banyak yang penasaran dengan kirab budaya. Sebenarnya Kirab Budaya ini merupakan rangkaian rasulan yang biasa dilakukan oleh masyarakat setempat. Identik dengan pembuatan gunungan oleh beberapa komunitas.

Gunungan tersebut diarak berkeliling wilayah yang melakukan rasulan. Tidak lupa dengan pertunjukan kesenian seperti Jathilan, reog, wayang, doger, dan lain sebagainya. Gunungan tersebut berisi hasil panen yang melimpah.

Biasanya di akhir kirab budaya Gunungan tersebut akan diperebutkan oleh masyarakat. Mereka mengambil beberapa hasil panen seperti sayur mayur, buah, umbi-umbian, dan masih banyak lagi.

Rangkaian Acara Lainnya

Selain itu, untuk memeriahkan rasulan biasanya masyarakat mengadakan beberapa acara lain. Banyak dari mereka yang mengadakan lomba olahraga, lomba kebersihan, dan lain sebagainya. Sehingga rasulan sebagai salah satu ajang untuk event besar dilakukan dengan biaya yang cukup besar.

Biasanya ada pertandingan bola voli, lomba kesenian daerah, toklik, dan lain-lain. Hadiah yang diberikan juga tergolong besar karena dana rasulan memang tidak sedikit.

Dengan memahami tradisi rasulan Gunungkidul maka menjadikan informasi baru seputar kebudayaan dan adat istiadat yang masih berlaku. Rasulan diadakan rutin setiap tahunnya di masing-masing wilayah Gunungkidul.