Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah daerah yang kaya akan keanekaragamannya. Baik dari tujuan wisata, kesenian juga kebudayaan. Masyarakat di Gunungkidul pun masih memelihara kelestarian tradisi leluhur sampai dengan saat ini. Pada zaman yang sudah semakin maju, modern serta canggih ini. Tradisi Gumbregan merupakan sebuah kebudayaan masyarakat Gunungkidul yang masih lestari hingga kini.

Masyarakat mempunyai berbagai macam cara untuk mengungkapkan rasa syukur dan tanda terima kasihnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Ada yang melakukannya sendirian atau bersama keluarga di rumah, serta ada juga yang membuat acara di luar rumah bersama teman-teman dan para tetangga.

Tradisi Gumbregan

youtube. com

Tradisi Gumbregan pada Masyarakat Gunungkidul

Apabila sekarang ini terdapat aktivitas makan-makan bersama teman, rekanan, atau tetangga di sebuah restoran maupun rumah makan. Sejatinya, sudah sejak lama masyarakat kita pun mempunyai tradisi mengungkapkan rasa syukur tersebut. Sebagai contoh yaitu dengan cara mengundang tetangga untuk mengadakan syukuran, dapat berbentuk kenduri (gendhuren), bancaan, tumpengan, serta masih banyak yang lainnya.

  • Syukuran rejeki ternak

Rangkaian utama dalam syukuran yaitu ungkapan doa bersama baik dalam rangka meminta maupun berterima kasih atas rejeki ternak yang dipelihara. Rasa syukur tersebut sangatlah penting dan menjadi tradisi. Sebab keberadaan ternak baik yang berwujud unggas, kerbau, sapi, kambing, dan lain yang lainnya sangat membantu taraf hidup.

  • Kotoran sebagai pupuk

Untuk para petani, mempunyai binatang piaraan bukan saja akan memperoleh keuntungan ketika dijual. Lain dari itu kotoran yang dihasilkan darinya pun mempunyai manfaat lebih, yakni sebagai pupuk untuk menyuburkan tanah demi memperoleh hasil yang bagus pada tanaman-tanamannya.

  • Mengolah sawah

Petani padi sudah sejak lama punya tradisi membajak sawah dengan bantuan dari binatang peliharaannya, baik kerbau atau sapi. Binatang-binatang tersebut yang memberi manfaat ganda untuk kehidupan manusia, bahkan bagi lingkungan. Pasalnya, binatang piaraan tetap ramah terhadap lingkungan serta jauh dari risiko pengrusakan.

  • Jasa angkutan

Sebelum dunia tercemar oleh bahan bakar minyak sebagai hasil buang dari kendaraan. Binatang ternak menjadi satu tenaga handal yang dapat Anda gunakan sebagai alat transportasi. Ada kereta (kuda), dokar, pedati, dan masih banyak lagi.

Meninjau banyaknya manfaat dari binatang peliharaan, ada masyarakat yang hingga kini masih tetap melakukan acara syukuran atas rezeki dari binatang tersebut, yaitu sebagian masyarakat Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta, dengan melaksanakan tradisi Gumbregan.

Apa itu Gumbregan?

Gumbregan adalah tradisi ‘syukuran’ atas rezeki binatang peliharaan yang tetap diselenggarakan oleh sebagian masyarakat Gunungkidul. Pelaksanaannya yaitu pada Wuku Gumbreg. Wuku Gumbreg ini salah satu tahunnya terdapat dua kali.

Wuku merupakan nama sistem penanggalan Jawa juga Bali, yang memperlihatkan periode selama tujuh hari. Setiap periode dalam wuku ini semuanya berjumlah 30 wuku, di mana dalam setiap periode mempunyai nama masing-masing, salah satunya yaitu Gumbreg.

Sedekah Bumi

Khasnya tradisi Jawa yaitu dengan adanya sedekah bumi. Begitu juga di dalam syukuran Gumbregan ini, terdapat beragam hasil bumi, di antaranya merupakan jenis umbi-umbian; singkong, ubi, gembili, talas (kimpul). Bukan hanya itu saja, terdapat juga ubarampe among-among berwujud jadah, ketupat, dan tidak lupa adalah tumpeng.

Sedekah bumi tersebut selain sebagai bentuk ungkapan rasa syukur adalah juga merupakan simbol terima kasih warga Gunungkidul terhadap Tuhan yang meyakini bahwa lewat Nabi Sulaiman binatang-binatang tersebut mampu dijadikan media untuk memperoleh rezeki.

Kebersihan dan Kebersamaan

Gumbregan tak hanya berhenti disitu saja. Selain memperlihatkan simbol memberi makan dan minum kepada binatang piaraan, ada pula aktivitas untuk membersihkan kandang dan lingkungan di sekitarnya. Tujuannya yaitu supaya binatang peliharaan tersebut selalu terpelihara kesehatannya dan merasa nyaman dengan tempat tinggalnya.

Manfaat lain yang diperoleh dari ‘nguri-uri’ tradisi Gumbregan ini yaitu masyarakat secara tidak langsung mempunyai media untuk saling merekatkan kebersamaan antara satu dan lainnya. Terdapat kumpul bareng, ada kerjasama, dilakukan doa bersama, dan ada juga kegiatan makan bersama. Bahkan dalam pengadaannya, antara warga satu dengan yang lainnya juga saling sokong, baik berwujud uang maupun barang.