Batik Walang menjadi ciri khas batik Gunungkidul. Tahun 2009 UNESCO telah menetapkan batik Indonesia menjadi Warisan Budaya Takbenda. Dalam hal ini memiliki alasan makna, nilai, simbol budaya yang ada pada batik. Sehingga saat ini ciri khas dari suatu daerah bisa tergambarkan melalui batik karakteristik. Batik yang memang sebagai bentuk dari kekayaan kebudayaan suatu daerah.

Batik Walang Menjadi Warisan Budaya Takbenda dari UNESCO

kabarhandayani.com

Batik Walang Gunungkidul

Adanya penggambaran karakteristik atau ciri khas budaya pada batik banyak dijumpai di daerah Yogyakarta. Akan tetapi tepatnya di Kabupaten Gunungkidul, mempunyai batik yang membedakannya dengan daerah lain. Sebab batik tersebut terinspirasi dari seekor serangga belalang.

Belalang goreng menjadi salah satu makanan yang populer dari daerah Gunungkidul. Apabila Anda akan berkunjung, dengan mudahnya Anda akan menemukan penjual belalang goreng yang berada di sepanjang jalan. Lantas makanan yang eksotik ini menjadi sebuah oleh-oleh.

Kepopuleran belalang goreng membuat ciri khas yang melekat dengan Kabupaten Gunungkidul. Maka. hal inilah yang menjadi dasar lahirnya Batik Walang. Walang yakni sebutan belalang untuk masyarakat Jawa.

Belalang sendiri sangat banyak ditemukan di daerah Gunungkidul, sebab daerah tersebut berada di dataran tinggi serta mempunyai banyak pepohonan. Akan tetapi, belalang tersebut bisa menjadi hama bagi petani.

Hewan belalang bisa Anda lihat secara jelas tertera pada motif Batik Walang. Seperti kepala, tubuh, kaki, sayap, bahkan sampai antenanya sekalipun. Bukan hanya belalang saja, melainkan terdapat pula flora khas Gunungkidul yakni daun pohon jati.

Kebanggan Budaya Gunungkidul

Meskipun pada musim kemarau tiba terkenal dengan daerah yang kekeringan, Gunungkidul memiliki ciri khas yang unik baik berbentuk budaya, kuliner, ataupun potensi pariwisatanya.

Terdapat salah satu yang menjadi ciri khas yang sejarahnya masih bertahan sampai saat ini yakni kerajinan batik. Terlebih Kabupaten Gunungkidul memiliki kampung batik yang sukses mengenalkan batik ke mancanegara.

Batik Tancep merupakan salah satu kerajinan batik yang populer di Gunungkidul. Nama Tancep sendiri diambil dari desa yang berada di Kapanewon Ngawen, Desa Tancep. Pembeda dari batik lainnya dengan batik Tancep ini yakni proses dalam pembuatannya yang tetap mempertahankan cara tradisional.

Cara tersebut dengan menggunakan tulis tangan. Bukan hanya itu saja, melainkan juga adanya kombinasi dari motif serta pewarnaannya memakai bahan yang alami. Misalnya saja biji jalawe, akar mengkudu, daun mahoni, Tunjung, daun tom dan lain sebagainya. Adapun keunikan yang ada yakni motif dari batik tersebut terinspirasi dari alam sekitar.

Salah satu motif tersebut yakni Kencono Jati. Pada motif ini mengeksplorasi dari bentuk tubuh hewan belalang atau walang dan juga daun jati. Hal tersebut memang sesuai dengan namanya. Penggambaran daun jati dengan menggunakan warna hijau keemasan tersusun.

Pada motif lung-lungan hijau memiliki harapan untuk Gunungkidul agar menjadi daerah subur makmur. Bahkan motif dari Batik Walang ini dijadikan sebagai seragam sekolah juga PNS yang wajib digunakan pada hari Kamis atau Jumat di Kabupaten Gunungkidul sendiri.