Campursari Manthous menjadi salah satu sebutan yang terkenal. Kesenian yang berasal dari asli Gunungkidul dan menempel erat dengan nama seniman asli daerah ini. Kita pasti pernah mendenar music yang kental dengan nuansa Jawa ini bukan?

Apabila Anda mengikuti perkembangan musik tadisional pasti sudah tidak asing lagi. Penggunan musik campursari sendiri sudah melekat kuat dengan nuansa Jawa dan bahkan berbagai acara.

Perkembangannya mulai dari daerah Jawa Tengah Hingga bagian Timur yang tidak jauh berbeda. Instrumen dalam campursari sangat khas dan pasti langsung terdeteksi.

Anda yang memiliki ketertarikan pada seni dan budaya jangan sampai melewatkannya. Pasalnya memang seni yang satu ini membuat kita mudah masuk dan merasakan nuansa Jawa.

Campursari Manthous, Kesenian Musik Tradisional Asli Gunungkidul

Ilustrasi Campursari Manthous. Foto : Ist/Net

Campursari Manthous Jadi Sebutan Populer Hingga Saat Ini

Pada alur sejarahnya memang kesenian yang satu ini asli dan berasal dari Gunungkidul. Berkat dari sosok ternama bernama Manthous ini akhirnya kesenian ini menjadi diperhitungkan hingga saat ini.

Perkembangan seni budaya yang ada di Gunungkidul memang memiliki ekosistem yang sangat baik sekali. Para seniman yang berasal dari berbagai bidang tumbuh dan besar dalam daerah perbukitan kapur ini. Salah satunya adalah musik gending Jawa yang menggunakan iringan gamelan ini.

Tidak hanya itu saja, terdapat komunitas yang dengan sukarela mengadakan acara dalam rangka nguri-uri atau melestarikan budaya ini. Dengan harapan bahwa di masa mendatang kita tetap bisa menikmatinya.

Manthous yang menjadi penciptanya hingga saat ini terkenang dan abadi. Bahkan terdapat patungnya yang sedang memainkan gendang berada di tengah jalan pusat kota Wonosari untuk mengenangnya.

Tokoh-Tokoh Campursari Yang Diawali Cikal Bakalnya

Musik tradisional yang kita kenal dengan campursari Manthous ini memiliki beberapa tokoh yang patut kita berikan terima kasih. Pertama adalah Manthous yang menjadi penciptanya hingga bisa sampai ke pendengarnya saat ini.

Lalu kedua adalah Didi Kempot yang juga merupakan seniman terkenal yang bisa sampai ke menyentuh pendengar muda ke mancanegara. Keduanya benar-benar menempel kuat dengan citra kebudayaan campursari yang kita kenal hingga saat ini.

Berkembangnya Campursari di Gunungkidul

Tepatnya pada tahun 1993 tokoh bernama Manthous ini mendirikan grup musik campursari. Diberikan nama Campursari Maju Lancar Gunung Kidul dan memiliki ciri khas tersendiri. Sampai pada akhirnya lagu-lagu ciptaannya terkenal dan meledak dipasaran,

Hal ini tentu membuat orang memperhitungkan untuk ikut mendengarkannya. Bahkan tidak berhenti sampai lagu yang terkenal saja. Banyak sekali seniman sesame penyanyi ikut mempopulerkan dan akhirnya berkolaborasi.

Terkenal juga dengan nama Campursari Gunungkidul atau CSGK. Menjadi bintang tamu dalam berbagai acara di ibukota menjadi salah satu perhitungan yang membuka karir lebih besar ke dunia.

Tujuan Pembuatan Campursari Pada Awalnya

Campursari Manthous ini pada awalnya menjadi kesenian yang dibuat dengan tujuan untuk hiburan warga setempat. Selain itu dari tembang atau lagunya menjadi sarana berkomunikasi bahkan bersilaturahmi.

Pada masa lalu tentu saja hiburan tidak semudah masa kini. Kita bisa saling bertegur sama dan bersilaturahmi ketika keluar rumah untuk menghadiri acara seperti ini.

Sehingga tujuan adanya musi seperti ini salah satunya hiburan yang menyatukan warga Jawa. Pesan dalam lagu campursari juga tidak main-main sama sekali. Ketika kita telaah maka akan banyak nasihat dan pesan tersirat didalamnya.

Campursari Manthous ini menjadi seni budaya yang masih terpelihara dengan baik di Gunungkidul. Apabila Anda berkunjung ke daerah ini jangan terkejut aan nuansa tradisi dan gamelan yang menjadi identitasnya.