Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman budaya yang sangat kaya, memiliki banyak tradisi dan adat istiadat yang unik dan menarik untuk dijelajahi. Salah satu dari tradisi tersebut adalah Ruwat Jawa. Ruwat Jawa adalah sebuah tradisi yang berasal dari Jawa Tengah dan DIY yang sering dilakukan untuk merayakan sebuah acara atau peristiwa penting seperti kelahiran anak, pernikahan, atau bahkan kematian.

Ruwatan, Tradisi Penyucian Diri Yang Masih Dilestarikan di Gunungkidul

youtube.com

 

Sejarah dan Makna Tradisi Ruwat

Tradisi ruwat adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Jawa, Salah satunya didaerah Gunungkidul Yogyakarta. Tradisi ruwat ini masih dilestarikan dengan tujuan untuk memohon keselamatan dan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. Tradisi ini biasanya dilakukan pada malam hari dengan cara mengadakan acara doa bersama yang dipimpin oleh seorang kyai atau pemuka agama setempat. Selain itu, dalam pelaksanaannya, tradisi ruwat juga biasanya diiringi dengan musik tradisional Jawa.

Ada beberapa versi sejarah mengenai asal-usul tradisi ruwat. Beberapa sumber mengatakan bahwa tradisi ini sudah ada sejak zaman Hindu-Budha, sementara yang lain mengatakan bahwa tradisi ini mulai populer pada masa penjajahan Belanda. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tradisi ruwat telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Jawa selama berabad-abad.

 

Prosesi dan Tata Cara Tradisi Ruwat

Pelaksanaan tradisi ruwat di Gunungkidul biasanya dimulai dengan pemilihan tanggal yang baik oleh pemuka agama setempat. Tanggal yang dipilih biasanya berdasarkan perhitungan kalender Jawa atau mengikuti perayaan tertentu seperti hari raya Islam. Setelah itu, dilakukan persiapan untuk acara doa bersama seperti menyediakan makanan dan minuman untuk para tamu undangan yang hadir.

Pada malam hari, acara dimulai dengan pembacaan doa bersama dan dilanjutkan dengan zikir dan ratiban. Tradisi ruwat biasanya diadakan di rumah-rumah penduduk atau di musholla/mesjid setempat. Selain itu, ada juga tradisi ruwat yang diadakan di tempat-tempat suci seperti makam atau tempat peribadatan lainnya. Pada saat acara berlangsung, para tamu undangan biasanya datang membawa buah-buahan atau kain untuk diberikan kepada pemilik rumah atau pemuka agama sebagai simbol penghormatan.

 

Makna dan Tujuan Tradisi Ruwat

Tradisi ruwat memiliki makna dan tujuan yang sangat penting bagi masyarakat Jawa, khususnya di daerah Gunungkidul. Salah satu makna dari tradisi ini adalah sebagai upaya untuk memohon keselamatan dan keberkahan dari Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu, tradisi ruwat juga dianggap sebagai sarana untuk mempererat tali persaudaraan antar warga dan menjaga hubungan sosial yang harmonis di antara mereka.

Tradisi ruwat juga memiliki makna yang lebih dalam, yaitu membersihkan diri dari segala bentuk keburukan atau dosa. Oleh karena itu, kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kualitas spiritual dan mempererat hubungan antar manusia dengan alam semesta.

Tujuan dari pelaksanaan tradisi ruwat di Gunungkidul adalah untuk menjaga kelestarian budaya dan tradisi yang telah ada sejak lama. Selain itu, tradisi ruwat juga dijadikan sebagai sarana untuk mengenalkan budaya Jawa kepada generasi muda agar tetap melestarikan dan memahami nilai-nilai budaya yang ada di dalamnya. Selain itu, tradisi ruwat juga dianggap sebagai salah satu bentuk dakwah Islam yang dapat menyebarluaskan agama Islam di masyarakat.

 

Tantangan dalam Melestarikan Tradisi Ruwat

Meskipun tradisi ruwat memiliki nilai dan makna yang penting bagi masyarakat, namun dalam perkembangannya, tradisi ini menghadapi beberapa tantangan dalam melestarikannya. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah terbatasnya jumlah generasi muda yang masih tertarik untuk melaksanakan tradisi ruwat. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh globalisasi yang semakin masif dan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.

Selain itu, faktor ekonomi juga menjadi salah satu tantangan dalam melestarikan tradisi ruwat. Karena dalam pelaksanaannya, tradisi ruwat membutuhkan biaya yang cukup besar, seperti untuk menyediakan makanan dan minuman untuk para tamu undangan, dan juga biaya untuk menyewa alat musik tradisional Jawa.

 

Tradisi Ruwat Terancam Punah

Meskipun tradisi ruwat masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Gunungkidul, namun tradisi ini terancam punah karena banyaknya pengaruh dari budaya Barat dan modernisasi, serta kurangnya minat generasi muda untuk meneruskan tradisi ini. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mempertahankan dan mengembangkan tradisi ruwat agar tidak punah. Untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, diperlukan upaya bersama dari berbagai pihak, seperti pemerintah, komunitas, lembaga pendidikan dan masyarakat secara umum untuk terus melestarikannya.

Upaya yang dapat dilakukan antara lain adalah meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya generasi muda, tentang pentingnya menjaga dan melestarikan tradisi keagamaan. Selain itu, perlunya dukungan dari pemerintah, organisasi masyarakat, dan tokoh-tokoh agama untuk memfasilitasi dan mempromosikan kegiatan tradisi ruwat.

 

Upaya Pemerintah untuk Melestarikan Tradisi Ruwat

Dalam rangka melestarikan tradisi ruwat, pemerintah dan beberapa organisasi budaya di Jawa khususnya Gunungkidul mengadakan berbagai acara yang menampilkan tradisi ini. Beberapa acara yang sering diadakan adalah pertunjukan tari ruwat dan penyuluhan mengenai tradisi ruwat kepada masyarakat.

Selain itu festival budaya dapat menjadi ajang untuk mempromosikan tradisi ruwat kepada masyarakat luas. Pemerintah Indonesia telah menyelenggarakan berbagai festival budaya di berbagai daerah, termasuk festival yang mengangkat tradisi ruwat.

Dalam kesimpulannya, tradisi ruwat merupakan salah satu tradisi yang masih dijaga oleh masyarakat Indonesia. Upacara ini dilakukan sebagai sarana untuk menghormati orang yang telah meninggal dan menenangkan arwah mereka. Oleh karena itu, penting untuk terus melestarikan dan memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda agar tidak hilang dan menjadi bagian dari warisan budaya bangsa Indonesia.