Tradisi apeman Yogyakarta masih dilakukan hingga saat ini. Yogyakarta memang terkenal dengan berbagai tradisinya yang menarik termasuk tradisi apeman. Meski terlihat sederhana, namun tradisi ini berbeda dengan tradisi-tradisi lainnya.
Keberadaan keraton yang masih eksis menjadi salah satu simbol pelestarian budaya adiluhung. Sultan Hamengkubuwono tidak hanya sebagai gubernur DIY saja. Akan tetapi, beliau juga merangkap menjadi penjaga warisan leluhur agar tetap terjaga dan dilestarikan hingga saat ini, tak terkecuali dengan tradisi apeman.
Blog The Palace Jogja
Mengenal Tradisi Apeman Yogyakarta
Tradisi apeman di Yogyakarta adalah salah satu tradisi yang berasal dari budaya Jawa dan masih dipelihara hingga saat ini. Apeman merupakan upacara pemujaan kepada Dewi Sri, Dewi Padi, atau Dewi Hasthi yang merupakan dewi pertanian dan dewi kekayaan.
Upacara ini biasanya dilakukan pada hari Sabtu Kliwon dan dilaksanakan dengan cara membawa tumpeng kemudian mempersembahkan makanan kepada Dewi Sri.
Upacara unik yang sering dilakukan oleh pihak keraton ini adalah kue atau jajanan yang memiliki makna mendalam. Bahkan menjadi salah satu tradisi yang dinanti oleh semua masyarakat Jawa terutama Jogja.
Tradisi apeman ini biasanya dilakukan oleh masyarakat menjelang bulan suci Ramadhan. Masyarakat melakukan tradisi tersebut dengan cara membuat kue apem secara tradisional.
Biasanya hanya dilakukan oleh keluarga keraton Yogyakarta Hadiningrat. Tradisi apeman langsung dipimpin oleh permaisuri sultan dan diikuti oleh bersama perempuan dari keluarga keraton lainnya.
Makna Tradisi Apeman
Tradisi “apem” adalah sebuah tradisi kuliner dari Yogyakarta, Indonesia yang menandakan keberadaan makanan kue tradisional dalam budaya setempat. Dalam tradisi ini, makanan kue apem dibuat dengan bahan dasar tepung beras dan diolah menjadi makanan yang lezat dan khas.
Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan budaya dan kebiasaan masyarakat Yogyakarta, sehingga merupakan bagian penting dari budaya setempat.
Makna yang terkandung di dalam tradisi adat ini yaitu berupa permohonan kepada Tuhan yang Maha Esa. Berisikan sebuah tradisi selamatan kelahiran, kematian dan yang lainnya. Dimana semua hal tersebut biasanya menggunakan hidangan apem sebagai syukuran.
Sejarah dan Tujuan Tradisi Apeman
Tradisi Apeman Yogyakarta dimulai sebagai upacara persembahan untuk memohon keselamatan dan keberuntungan bagi warga desa. Dalam upacara ini, seorang laki-laki memakai topeng dan pakaian tradisional, dan berperan sebagai “apeman” yang menari dan melakukan tindakan lucu untuk menghibur warga desa. Tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat Yogyakarta sampai sekarang.
Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan menjaga kelestarian budaya Jawa di Yogyakarta, serta sebagai simbol dari kebudayaan dan identitas suatu daerah. Tradisi Apeman juga memiliki fungsi sosial, seperti mempererat tali persaudaraan dan mempererat hubungan sosial antar masyarakat.
Putri raja keraton Yogyakarta akan memulai membuat apem saat tradisi tiba. Pembuatan apem dilakukan di Bangsal Kedaton Sekar Kedaton, Keraton Yogyakarta.
Apem yang dibuat ada dua jenis untuk keperluan acara tradisi tersebut. Pertama yaitu apem mustaka dengan ukuran lebih besar. Sedangkan untuk yang kedua yaitu ukurannya lebih kecil namun jumlahnya banyak bahkan hingga ratusan. Semua apem sengaja dibuat oleh keluarga Keraton Yogyakarta.
Rangkaian Peringatan Jumeneng Sultan
Tradisi apeman Yogyakarta biasanya dilakukan sebagai salah satu rangkaian peringatan bertahtanya seorang sultan. Rangkaian Peringatan Jumenengan Sultan adalah sebuah acara tradisional yang diselenggarakan untuk memperingati jumenengan sultan.
Ini biasanya merupakan sebuah acara besar yang dihadiri oleh kerabat sultan, tokoh-tokoh masyarakat, dan warga setempat. Acara ini meliputi berbagai macam kegiatan seperti perayaan budaya, tarian, musik, dan makan bersama.
Tujuannya adalah untuk memperingati sejarah dan budaya sultan dan untuk membangun rasa kekeluargaan dan persatuan di kalangan masyarakat.
Saat hal ini terjadi semua yang berada di keraton terlibat dalam pembuatan apem. Dimulai dari membuat adonan atau disebut denganngublek jladren, ngapem atau memasaknya hingga membentuknya hingga ukuran besar. Setelah jadi apem akan digunakan untuk berbagai keperluan.
Pembuatan apem saat tradisi tentu jumlahnya banyak. Kue apem ini sengaja dibuat untuk mengungkapkan rasa syukur sekaligus permohonan ampun atas segala kesalahan.
Yogyakarta memang identik dengan beragam tradisi dan kebudayaan khas daerahnya yang masih kental. Seperti halnya tradisi apeman Yogyakarta yang masih terjaga dan dilestarikan hingga saat ini.
Recent Posts
- Resep Sayur Asem Betawi Untuk Pemula
- Resep Ayam Kecap Bawang Bombay
- Resep Soto Ayam Rumahan
- Resep Nasi Goreng Sederhana Untuk Pemula
- Cara Menghilangkan Iklan di HP Terlengkap
- Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Terpopuler
- Cara Transfer Pulsa Telkomsel Terbaru
- Cara Mandi Wajib Yang Perlu Diketahui Umat Islam
- Cara Menghilangkan Jerawat Kekinian
- Cara Cek Nomor XL Anti Gagal
- Cara Membuat Donat Empuk dan Renyah Sendiri
- Cara Buat Roti Pisang Coklat Yang Lembut dan Enak