Salah satu tradisi budaya Gunungkidul yang sampai kini masih dilestarikan yaitu tradisi rasulan atau bersih desa. Setelah 2 tahun vakum karena adanya pandemi Covid-19, kini acara rasulan mulai digelar kembali di berbagai wilayah, termasuk Kelurahan Wonosari. Tradisi rasulan Kelurahan Wonosari dilakukan bulan Juni 2022 ini.

Perlu Anda tahu, tradisi rasulan atau bersih desa ini termasuk agenda rutin setiap tahun yang harus dilaksanakan semua wilayah desa se-Kabupaten Gunungkidul. Masyarakat selalu menyambut tradisi ini dengan meriah dan juga penuh dengan antusias.

Tradisi Rasulan Kelurahan Wonosari

Foto: Ist/Net

Tradisi Rasulan Kelurahan Wonosari 2022

Pada rasulan tahun 2022 ini, Wonosari menjadi salah satu kelurahan yang menggelar acara rasulan ini dengan cukup meriah. Kegiatan seni budaya ini diawali dengan kirab budaya. Kirab budaya tersebut dimulai dari Bangsal Sewoko Projo menuju Balai Kelurahan Wonosari.

Agenda rasulan yang dilaksanakan beberapa desa ini ternyata memiliki makna yang begitu berarti. Yaitu sebagai salah satu perwujudan rasa syukur atas limpahan rahmat dan rezeki dari Tuhan Yang Maha Esa selama ini.

Nah, sebagai simbol perwujudan rasa syukur, pada umumnya warga masyarakat akan beramai-ramai membuat gunungan dengan berbagai macam isian. Pada umumnya, gunungan tersebut berisi dengan berbagai macam hasil pertanian yang dihasilkan dari warga setempat.

Acara Kesenian dan Kirab Budaya

Sedangkan, dalam kirab budaya warga masyarakat Kelurahan Wonosari ini akan menampilkan berbagai macam jenis kesenian yang sudah terkenal dari dulu. Diantaranya seperti reog, kesenian jathilan, bergodho, dan masih banyak lagi jenis kesenian yang lainnya.

Sedangkan, gunungan yang tadi dibuat dengan berisi berbagai macam hasil bumi juga akan ikut diarak dan digotong masyarakat dalam acara kirab tersebut. Acara ini tampak sangat meriah dan kompak. Tampak masyarakat yang selalu antusias dalam melakukan tradisi seni dan budaya Gunungkidul ini.

Kemudian, pada saat akhir acara inti, sesepuh desa nantinya akan memimpin kenduri dan menyampaikan doa-doa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setelah prosesi kenduri selesai dilakukan, warga setempat yang datang akan beramai-ramai menyerbu gunungan hasil bumi tersebut.

Nah, gunungan hasil bumi ini memang disediakan sebagai acara akhir untuk diperebutkan masyarakat. Ini yang membuat acara rasulan dan kirab budaya ini semakin terlihat meriah. Masyarakat yang mengikuti kirab budaya bahkan terlihat kompak dengan pakaian adat Jawa.

Tak hanya berhenti pada acara kirab budaya saja, pada malam harinya di Wonosari Gunungkidul ini juga diadakan pagelaran wayang kulit semalam suntuk. Kesenian wayang ini didalangi oleh Ki Agus Sunarto, S.Sn dengan lakon yang dibawakannya yaitu Seno Pandito.

Antusias warga melakukan tradisi rasulan Kelurahan Wonosari sangat terlihat luar biasa. Tampak warga masyarakat sekitar memenuhi halaman Balai Kelurahan Wonosari itu. Baik warga yang melihat acara hingga yang mengikuti acara kirab budaya ini.