Jathilan merupakan salah satu kesenian yang sudah lama dikenal oleh masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Dalam beberapa event penting, kesenian ini seringkali ditampilkan. Apalagi, fungsi tari jathilan memiliki makna tersendiri dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat Gunungkidul.

Dalam beberapa daerah, kesenian ini memiliki sebutannya sendiri. Bisa kita kenal sebagai kesenian kuda lumping, kuda kepang atau jaran kepang.

Meskipun memiliki berbagai sebutan, akan tetapi fungsi dari kesenian ini tidak jauh berbeda. Tersemat kata kuda dalam kesenian ini, karena perpaduan antara seni tari dengan magis.

Dalam pertunjukannya, kesenian ini menggunakan properti berupa kuda-kudaan. Umumnya, kuda tersebut terbuat dari anyaman bambu atau kepang.

Fungsi Tari Jathilan Dalam Kehidupan Masyarakat

hipwee .com

Fungsi Tari Jathilan Dalam Kehidupan Masyarakat

Jathilan ini berasal dari kalimat berbahasa Jawa yang artinyajaranne jan thil-thilan tenan. Bila kalimat tersebut kita alih bahasakan menjadi bahasa Indonesia, berarti kudanya benar-benar joget tak beraturan.

Katathil-thilanartinya joget yang tidak beraturan ini memang bisa kita lihat sendiri terutama saat penari Jathilan kesurupan. Sementara itu, bila kita berbicara soal fungsinya, kesenian ini memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Gunungkidul.

Lalu, apa sajakah fungsi tari Jathilan ini? Untuk menjawab rasa penasaran, berikut ini adalah ulasan selengkapnya.

1. Sebagai Bagian Dari Kegiatan Sosial

Keberadaan seni Jathilan dalam sebuah acara di dusun-dusun maupun di desa-desa, memberikan pengaruh sosial bagi masyarakatnya. Hal ini juga tak lepas dari peran Jathilan sebagai sarana gotong royong.

Nilai-nilai gotong royong ini dapat kita lihat ketika masyarakat saling memberi dan melengkapi kebutuhan artistik dari kesenian tersebut. Sebagai contoh, masyarakat bersama-sama pengadaan instrumen, mempersiapkan tempat latihan, hingga pengadaan kostum maupun perlengkapan lainnya.

Dalam penyelenggaraan Jathilan ini akan berdampak pada interaksi antar individu. Dengan begitu, akan terbentuk sistem nilai, sikap, pola pikir, perilaku kelompok-kelompok sosial, lembaga, kebudayaan, hingga lapisan sosial.

2. Sebagai Sarana Penghadiran Roh

Fungsi tari Jathilan lainnya yakni sebagai sarana penghadiran roh. Seperti yang sudah kita sebutkan di awal, jika kesenian ini merupakan perpaduan antara tarian dan magis.

Dalam pementasannya, Jathilan seringkali dijadikan sebagai sarana penghadiran roh tertentu atau sesuai keinginan masyarakat setempat. Roh yang ingin masyarakat hadirkan ini bisa dari leluhur yang sudah tiada, roh binatang kera, kuda, atau harimau. Penghadiran roh binatang dalam kesenian Jathilan ini bisa kita sebut sebagaitotemisme.

Pada dasarnya, fungsi dari kesenian ini tidak hanya sebatas itu. Ada pula fungsi lainnya, seperti sebagai sarana upacara seperti merti desa atau bersih desa.

Fungsi tari Jathilan ini juga bisa berfungsi sebagai sarana hiburan bahkan peningkatan perekonomian masyarakat. Pasalnya, dalam penyelenggaraan kesenian Jathilan ini, terdapat pula pedagang-pedagangan yang menjajak jajanannya sebagai bentuk partisipasi untuk memeriahkannya.