Usapan selendang penari Janggrung yang dipercaya bisa menolak penyakit sawan. Tari Janggrung yang ditarikan di tepi Sungai Krapyak Nitikan Dusun Nitikan Barat Gunungkidul Yogyakarta dengan suara gamelan yang keras. Warga sekitar tampak khidmat menyaksikan tradisi ini dengan menggunakan alas tikar di tanah lapang. Tradisi Janggrung ini memang sayang untuk dilewatkan.
Tampak seorang wanita separuh baya sedang menari di dekat pohon. Menggunakan masker senada dengan baju lurik dan jarik yang melilit tubuhnya. Meski tanpa alas kaki, jarinya gemulai menari mengikuti iringan bunyi gamelan. Usia seolah tak pernah menyurutkan semangat Rubiyem untuk tetap menjalankan tradisi tersebut.
Wanita yang biasa dikenal dengan Rubiyem merupakan seorang sinden utama di kelompok seni Langen Budoyo. Setiap tahun, Rubiyem tak pernah absen menari untuk tradisi ini. Tak lupa menggunakan kain selendang berwarna merah yang menyala tersemat manis di lehernya.
Ilustrasi Usapan Selendang Penari Janggrung. Foto: Ist/Net
Keyakinan akan Usapan Selendang Penari Janggrung
Hal yang khas dari tarian ini yakni letaknya yang berada di pinggir sungai Krapyak. Konon ceritanya di tepi sungai krapyak pernah menjadi persinggahan tokoh pendiri Desa Nitikan. Meski yang saat ini sudah berubah menjadi Padukuhan Nitikan. Tempat yang dikeramatkan ini diyakini sebagai cikal bakal berdirinya suatu daerah.
Sekitar pelataran tampak dua pohon asem dan kepoh tumbuh rimbun. Pohon tersebut tentunya bukan pohon biasa, warga setempat percaya di pohon tersebut terdapat sosok penunggu. Tak ayal, sang penari tampak memberi sungkem pada pohon tersebut. Cara tersebut dianggap sebagai tanda hormat pada sang penunggu.
Ada yang meyakini bahwa Tarian Janggrung bukanlah tarian biasa. Tarian Janggrung dipercaya bisa menjadi perantaraan penyembuhan berbagai macam penyakit. Salah satunya yakni dianggap sebagai tolak sawan. Usapan selendang sang penari Janggrung dianggap bisa menolak penyakit sawan.
Diiringi dengan bunyi gamelan, sang ibu sambil menggendong buah hatinya tampak mendatangi Rubinem. Penari mengajak menari pelan dengan ibu bersama buah hatinya. Sembari mengusap lembut wajah anak dengan selendang yang digunakan Rubinem. Tidak hanya tolak penyakit, namun meminta usapan selendang sang penari dianggap juga bisa mendatangkan berkah.
Pelaksanaan Tradisi Janggrung
Pelaksanaan hari tradisi ini juga berdasarkan perhitungan, tentunya tidak dilakukan sembarangan. Pada hari yang dipilih sesuai dengan pepunden dua pohon yang ada. Janggrung menjadi serangkaian acara rasulan atau bersih di desa Nitikan.
Tradisi ini harus dilaksanakan setiap tahunnya oleh masyarakat Tri Padukuhan. Mulai dari padukuhan Nitikan Barat, Nitikan Timur, dan Sambirejo Gunungkidul. Acara rasulan adalah serangkaian acara yang panjang, dari karnaval gunungan, ketoprak, pagelaran wayang kulit dan yang lain nya.
Menurut para tetua, sebenarnya pelaksanaan rasulan dianggap tidak sah tanpa adanya tradisi Janggrung. Apalagi ada yang meyakini tarian tersebut bukan tarian biasa seperti usapan selendang penari Janggrung yang jadi tolak sawan. Apabila panitia terkendala dana yang diutamakan tetap Janggrung.
Recent Posts
- Resep Sayur Asem Betawi Untuk Pemula
- Resep Ayam Kecap Bawang Bombay
- Resep Soto Ayam Rumahan
- Resep Nasi Goreng Sederhana Untuk Pemula
- Cara Menghilangkan Iklan di HP Terlengkap
- Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Terpopuler
- Cara Transfer Pulsa Telkomsel Terbaru
- Cara Mandi Wajib Yang Perlu Diketahui Umat Islam
- Cara Menghilangkan Jerawat Kekinian
- Cara Cek Nomor XL Anti Gagal
- Cara Membuat Donat Empuk dan Renyah Sendiri
- Cara Buat Roti Pisang Coklat Yang Lembut dan Enak