Daerah Istimewa Yogyakarta, selalu memiliki beragam cerita, entah itu dari wisatanya, kesenian, budaya, hingga masyarakatnya. Salah satu kabupaten yang memiliki kekayaan alam maupun seni budaya, yakni Gunungkidul. Di Gunungkidul sendiri, terkenal dengan salah satu keseniannya yakni kesenian Ledhek. Saking uniknya, fungsi kesenian Ledhek melekat kuat di ingatan masyarakat.
budaya-indonesia .org
Fungsi Kesenian Ledhek Sebagai Upacara Bersih Desa
Kesenian Ledhek sendiri, merupakan salah satu kesenian rakyat yang hadir sebagai suatu hasil dari kreatifitas masyarakat. Salah satu daerah di Gunungkidul yang melestarikan kesenian ini adalah Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul.
Kesenian Ledhek ini, sudah ada di tengah-tengah masyarakat sejak zaman Babad Gianti Mataram. Pada saat itu, kesenian ini hanya sebatas kesenian dan belum diakui secara resmi.
Kemudian, pada tahun 1984, kesenian Ledhek mulai diresmikan. Usulan peresmian kesenian ini telah diprakarsai oleh Bapak Hadi Sumardis Hono sebagai pimpinan organisasi kala itu.
Hal ini dilakukan agar kesenian Ledhek dapat menjadi salah satu kesenian yang masyarakat miliki. Fungsi dari kesenian Ledhek ini adalah sebagai media ritual atau upacara bersih desa.
Terutama bagi warna Desa Ngalang, Dusun Karang Tengah, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul ini, kesenian tersebut menjadi salah satu ritual yang cukup sakral. Kesenian ini tidak selalu ditampilkan pada hari-hari tertentu atau memperingati sebuah momen penting.
Namun, kesenian ini hanya dipentaskan untuk upacara bersih desa saat hari Senin Pahing. Alasan memilih hari Senin Pahing ini karena diyakini sebagai hari baik dan disukai oleh Danyang yang berada di daerah tersebut.
Tidak hanya sekedar kesenian yang berfungsi sebagai upacara bersih dusun saja. Kesenian ini juga merupakan sarana komunikasi antar masyarakat dalam kehidupan sosial. Tak jarang pula, segelintir orang menjadikan kesenian ini sebagai sarana hiburan, melestarikan budaya, hingga mendapatkan penghasilan.
Bentuk Penyajian Kesenian Ledhek
Tak lepas dari fungsi kesenian Ledhek, kesenian ini juga memiliki penyajian yang sangat unik. Dalam penyajiannya, kesenian ini ditunjukkan dengan melakukan dua adekan. Masing-masing adegan memiliki cerita tersendiri.
Adegan 1
Dalam adegan pertama, penari Ledhek akan menari secara bersama-sama di atas panggung tanpa adanya pengibing. Tarian pada adegan yang pertama ini akan ditujukan secara khusus kepada Sri Semoro Bumi. Sejumlah masyarakat meyakini bahwa yang ghaib tetap ada dan turut menyaksikan tarian tersebut.
Adegan 2
Kemudian, pada adegan kedua ini, merupakan adegan ibingan yakni penari Ledhek menari dengan Pengibing. Dalam kesenian ini terdapat tiga pengibing, pertama ibingan oleh bocah angon, kemudian ibingan kedua oleh para sesepuh desa maupun para pejabat desa, dan terakhir ibingan ketiga orang yang memiliki janji atau nazar.
Mengingat pentingnya fungsi kesenian Ledhek, tentunya upaya untuk melestarikan kesenian ini agar tidak hilang dari budaya masyarakat sangatlah penting. Maka dari itulah pentingnya untuk membentuk generasi.
Recent Posts
- Resep Sayur Asem Betawi Untuk Pemula
- Resep Ayam Kecap Bawang Bombay
- Resep Soto Ayam Rumahan
- Resep Nasi Goreng Sederhana Untuk Pemula
- Cara Menghilangkan Iklan di HP Terlengkap
- Cara Menghilangkan Bekas Jerawat Terpopuler
- Cara Transfer Pulsa Telkomsel Terbaru
- Cara Mandi Wajib Yang Perlu Diketahui Umat Islam
- Cara Menghilangkan Jerawat Kekinian
- Cara Cek Nomor XL Anti Gagal
- Cara Membuat Donat Empuk dan Renyah Sendiri
- Cara Buat Roti Pisang Coklat Yang Lembut dan Enak